SISIR KUNING BELA




Belasisus sapaan hangat dari Ibu lelaki itu.  

Bersekolah karena Ayahnya ingin memiliki anak Guru, guru yang pandai mendidik, pandai juga bergurau agar mendung di Desanya sedikit berubah menjadi terang, benderang seperti cahaya yang muncul dari timur

Sisir kuning itu milik Belasius !! 

Maria Ibunya berteriak saat sisir Bela ingin dibawa Markus Ayahnya ketika ingin pergi menjual sapi demi membayar uang sekolah Bela.

Markus tertawa kecil saat mendengar Isterinya mengenal warna. Maria, sejak kapan kau bersekolah? atau Bela memberitahumu bahwa jangka ini memiliki warna? 

Maria menjawab; Ya Markus, setelah lama bersekolah akirnya Bela membawa berita baik, bahwa jangka yang kau beli saat ke Kota memiliki warna. 

Bela terbangun dengan sigap dari tidurnya ketika sedikit Ia mendengar lelucon tentang warna jangka itu.

Ayah, apa kau tahu artinya terang? atau kau tahu maksud dari kau pergi menjual sapi? aku sedang belajar mengenal warna, setelah itu aku pasti belajar mengenal uang, agar ku beritahukan kepadamu, jumlah uang saat menjual hasil kebun itu berapa,  harapanku, agar jangan seperti kau menjual cengkeh pada hari sabat kemarin, uangnya tak cukup kau sewai kuda sebagai kendaraan saat kau pulang kembali ke rumah.

Sisir itu milik Bela !!

pagi-pagi sekali setelah makan ubi masakan ibu, Bela berlari riang menuju Sekolah. Dari rumah, ia membawa buku yang hendak ia tulis dengan semangat terang. 

Di dalam kelas Gurunya membagi ilmu tentang  nama-nama provinsi dan letak wilayah di dalamnya. 

Dirgahayu Indonesia !! Gurunya serentak berteriak, dengan sontak Bela menjawab dari bangku paling depan, Dirgahayu!! 

Kini Bela berada di kota baru, kota Pancasila menurut sejarah, karena Bapak besar negeri ini, pernah beristirahat di sana untuk menghabiskan masa tua.

Bela bersekolah terus demi Desa dan sisir kuning yang selalu ada di saku samping celananya, Ia selalu tersenyum mengingat Maria dan Markus di kampung yang selalu siap bercocok tanam di kebun dan memelihara sapi, supaya kelak nanti, Bela membawakan mereka gula sabu dari ibu kota provinsi .

Sementara itu di sudut ruang dapur, terlihat mesra sisir kuning yang tak mau melepaskan dirinya dari cahaya kaca tempat Bela memperhatikan garis wajahnya, tempat Bela memperhatikan garis rambutnya, dan tempat Bela melatih otot lesungnya agar dapat tersenyum walaupun agak kaku.


ANALAKU JOAT

Posting Komentar untuk "SISIR KUNING BELA"